Kisah-Kisah Pengusaha
Sangat Sukses
Kisah Sukses – Liem Sioe
Liong
LIEM
SIOE LIONG (SOEDONO
SALIM) MEMBANGUN KERAJAAN DAGANG DUNIA
Liem
Sioe Liong yang
mulai mengenal Indonesia pada usia 20 tahun, kurang lebih 45 tahun lalu,
mengatakan, “Anda harus dilahirkan di tempat dan waktu yang benar.” Dan,
Anthony Salim – putranya yang bernama kelahiran Liem Fung Seng -, ikut
berkomentar kepada majalah yang sama, “Jika anda ingin menangkap seekor ikan,
pertama-tama anda harus membeli umpan.”
Kalimat pendek yang
cenderung merupakan ungkapan dalam sastra Indonesia itu, sebenarnya gambaran
prinsip mereka berdagang di Indonesia sampai merembes ke kancah Internasional.
Dengan grup yang ia pimpin, Soedono Liem Salim kelahiran Fukien, 1916 yang
bermula bersama kakaknya: Liem Sioe Hie, membantu paman mereka berdagang minyak
kacang di Kudus-Jawa Tengah, anak kedua dari tiga bersaudara ini bisa menggaji
25 ribu tenaga kerja. Dari Eksekutif Senior sampai sopir truk yang jumlahnya
tak kurang dari 3000 armada termasuk pengangkut semen perusahaan Liem Cs.
Terkaya
di Indonesia, memiliki 40 perusahaan, Liem Sioe Liong dengan para kamradnya
menghasilkan omset bisnis tak kurang dari US$ 1 milyar setahun. Konon kekayaan
pribadi Liem sendiri, ada yang menyebutkan, sekitar US$ 1,9 milyar = Rp. 1,2
triliun.
Di kalangan pedagang
Tionghoa Indonesia dia terkenal dengan sebutan “Liem botak”. Sejarah orang
bernama Liem Sioe Liong (60 tahun) dimulai di sebuah pelabuhan kecil. Fukien di
bilangan Selatan Benua Tiongkok. Dia dilahirkan di situ pada tahun 1918.
Kakaknya yang tertua Liem
Sioe Hie – kini berusia 77 tahun – sejak tahun 1922 telah lebih dulu
beremigrasi ke Indonesia – yang waktu itu masih pajahan Belanda – kerja di
sebuah perusahaan pamannya di kota Kudus. Di tengah hiruk pikuknya usaha
ekspansi Jepang ke Pasifik, dibarengi dengan dongeng harta karun
kerajaan-kerajaan Eropa di Asia Tenggara, maka pada tahun 1939, Liem Sioe Liong
mengikuti jejak abangnya yang tertua. Dari Fukien, ia Berangkat ke Amoy, dimana
bersandar sebuah kapal dagang Belanda yang membawanya menyeberangi Laut
Tiongkok. Sebulan untuk kemudian sampai di Indonesia. Sejak dulu, kota Kudus
sudah terkenal sebagai pusat pabrik rokok kretek, yang sangat banyak
membutuhkan bahan baku tembakau dan cengkeh. Dan sejak jamam revolusi Liem Sioe
Liong sudah terlatih menjadi supplier cengkeh, dengan jalan menyelundupkan
bahan baku tersebut dari Maluku, Sumatera, Sulawesi Utara melalui Singapura
untuk kemudian melalui jalur-jalur khusus penyelundupan menuju Kudus. Sehingga
tidak heran dagang cengkeh merupakan salah satu pilar utama bisnis Liem Sioe
Liong pertama sekali, disamping sektor tekstil. Dulu juga dia, banyak mengimpor
produksi pabrik tekstil murahan dari Shanghai.
Untuk melicinkan semua
usahanya dibidang keuangan, dia punya beberapa buah bank seperti Bank Windu
Kencana dan Bank Central Asia. Di tahun 1970-an Bank Central Asia ini telah
bertumbuh menjadi bank swasta kedua terbesar di Indonesia dengan total asset
sebesar US$ 99 juta.
Salah satu peluang besar
yang diperoleh Liem Sioe Liong dari Pemerintah Indonesia adalah dengan
didirikannya PT. Bogasari pada bulan Mei 1969 yang memonopoli suplai tepung
terigu untuk Indonesia bagian Barat, yang meliputi sekitar 2/3 penduduk
Indonesia, di samping PT. Prima untuk Indonesia bagian Timur. Hampir di setiap
perusahaan Liem Sioe Liong dia berkongsi dengan Djuhar Sutanto alias Lin Wen
Chiang yang juga seorang Tionghoa asal Fukien.
Bogasari sebuah perusahaan
swasta yang paling unik di Indonesia. Barangkali hanya Bogasarilah yang
diberikan pemerintah fasilitas punya pelabuhan sendiri, dan kapal-kapal raksasa
dalam hubungan perteriguan bisa langsung merapat ke pabrik.
Begitu
perkasanya dia di bidang perekonomian Indonesia dewasa ini, mungkin menjadi
titik tolak majalah Insight, Asia’s Business Mountly terbitan Hongkong dalam
penerbitan bulan Mei tahun ini, menampilkan lukisan karikatural Liem Sioe Liong
berpakaian gaya Napoleon Bonaparte. Dadanya penuh ditempeli lencana-lencana
perusahaannya. Perusahaan holding company-nya bernama PT Salim Economic
Development Corporation punya berbagai macam kegiatan yang dibagi-bagi atas
berbagai jenis divisi; masing-masing adalah: (1) divisi perdagangan, (2) divisi
industri, (3) divisi bank dan asuransi, (4) divisi pengembangan (yang bergerak
dibidang hasil hutan dan konsesi hutan), (5) divisi properti yang bergerak
dibidang real estate, perhotelan, dan pemborong, (6) divisi perdagangan eceran
dan (7) divisi joint venture. Setiap divisi membawahi beberapa arahperusahaan raksasa,
berbentuk perseroan-perseroan terbatas.
Berbagai
kemungkinan untuk lebih mengembangkan lajunya perusahaan sekalipun tidak akan
meningkatkan permodalan, seperti go-public di pasar saham Jakarta, –
dilangsungkan group Soedono Lem Salim dengan gencar. Halangan maupun isu bisnis yang
mengancam perusahaannya, nampak tak membuat Liem cemas. Seperti katanya kepada
Review, “Jika anda hanya mendengarkan apa yang dikatakan orang, anda akan gila.
Anda harus melakukan apa yang anda yakini.” Bermodal kalimat pendeknya itu
pulalah mengantar Liem Sioe Liong muda di Kudus yang juga terkenal sebagai Lin
Shao Liang menjadi Soedono Salim si Raja Dagang Indonesia, belakangan ini.
BILL GATES Pendiri
Microsoft.
BILL” WILLIAM H. GATES “One
thing I love about this [decade] is this is a period where the reality is
driving the expectation.” Bill Gates, 2004 International Consumer Electronics
Show Keynote Bill Gates William Henry Gates III lahir pada tahun 1955, anak kedua
dari tiga bersaudara dalam keadaan sosialnya terkemuka di Seattle, Washington. Ayahnya
seorang pengacara dengan perusahaan yang punya banyak koneksi di kota, dan
ibunya seorang guru, yang aktif dalam kegiatan amal. Bill seorang anak yang
cerdas, tetapi dia terlalu penuh semangat dan cenderung sering mendapatkan
kesulitan di sekolah. Ketika dia berumur sebelas tahun, orang tuanya memutuskan
untuk membuat perubahan dan mengirimnya ke Lakeside School, sebuah sekolah
dasar yang bergengsi khusus bagi anak laki-laki. Di Lakeside itulah pada tahun
1968 Gates untuk pertama kalinya diperkenalkan dengan dunia komputer, dalam
bentuk mesin teletype yang dihubungkan dengan telepon ke sebuah komputer
pembagian waktu. Mesin ini, yang disebut ASR-33, keadaannya masih pasaran. Pada
pokoknya ini sebuah mesin ketik yang kedalamnya siswa bisa memasukkan perintah
yang dikirimkan kepada komputer; jawaban kembali diketikkan ke gulungan kertas
pada teletype. Proses ini merepotkan, tetapi mengubah kehidupan Gates. Dia
dengan cepat menguasai BASIC, bahasa pemograman komputer, dan bersama dengan
para hacker yang belajar sendiri di Lakeside, dia melewatkan waktu ber-jam-jam
menulis program, melakukan permainan, dan secara umum mempelajari banyak hal
tentang komputer. “Dia adalah seorang ‘nerd’ (eksentrik),” sebagaimana salah
seorang guru memberikan Gates julukan itu. Sekitar tahun 1975 ketika Gates
bersama Paul Allen sewaktu masih sekolah bersama-sama menyiapkan program
software pertama untuk mikro komputer. Seperti cerita di Popular Electronics
mengenai “era komputer di rumah-rumah” dan mereka berdua yakin software adalah
masa depan. Inilah awal Microsoft. Komunikasi yang sederhana: Paul dan Gates
membicarakan coke dan pizza. Tidak ada orang yang memperhatikan sungguh-sungguh
pendapat kami. Semuanya berubah dalam dua dekade terakhir. Gates masih tetap
menyukai junk food, tetapi ia juga menghabiskan waktu dua jam sehari membaca
dan menjawab electronic mail yang dikirim 15.000 karyawan Microsoft. Selain itu
banyak sekali email dari dari luar Microsoft. Pertanyaan beragam, mulai dari bagaimana
pengalaman orang erkeluarga (menyenangkan!), film apa yang saya sukai
(Schindler’s List dan Shadowlands), sampai pertanyaan rumit yang harus membuka
dulu buku untuk bisa menjawabnya (dan kebetulan saja juga menulis buku!).
Persoalannya, Gates menghabiskan waktu sepanjang hari menjawab email dan
berceramah atau mengelola perusahaanya. Gates mencoba menjalankan keduanya,
tetapi ia tidak berkesempatan banyak berkomunikasi dengan kelompok yang beragam
dan banyak sekali email yang tidak sempat dijawab. Gates senang sekali menulis
karena melalui tulisan ini membuatnya bisa berkomunikasi dengan kelompok yang
lebih beragam tanpa harus teredit hingga terpotong-potong atau tersaring oleh
persepsi seseorang. Kenyataannya tidak semua pertanyaan diajukan melalui email.
Kadang orang mencegat Gates di Bandar udara atau mendesaknya untuk menjawab
pertanyaan di pameran-pameran komputer atau anak Sekolah mengirim surat
kepadanya. Seorang mahasiswa baru-baru ini menanyakan satu pertanyaan yang
penting untuk dia. Yang ingin diketahuinya bukanlah sesuatu yang sangat
filosofis, seperti yang mungkin anda duga misalnya mengenai ekonomi pasar
bebas. Ia hanya ingin tahu, “apakah Gates sudah terlambat terjun ke industri
software dan membangun sebuah perusahaan kemudian menjadi kaya?”. Gates senang
mendapat pertanyaan itu dan jawabannya selalu sama, “Inilah saatnya terjun ke
bisnis software.” Gates tidak mengatakan Anda bisa membangun Microsoft lainnya.
Tetapi paling tidak Anda bisa mendapatkan omset penjualan dua juta dollar setahun
dengan menjual 10.000 kopi produk senilai 200 dolar AS. Cukup lumayan dan bisa
terjadi kapan saja. Karena Gates ingat bagaimana menariknya memulai sebuah
perusahaan software, ia juga menikmati cerita keberhasilan orang lainnya.
Perusahaan software yang kecil selalu perlahan-lahan mulainya. Perusahaan
dimulai seseorang yang memiliki gagasan. Ia, pria atau wanita, mencari beberapa
teman yang tahu bagaimana membuat program dan mereka kemudian menelorkan sebuah
produk. Banyak sekali karya kesenian yang mereka lakukan karena mereka peduli
dengan pekerjaan itu. Biasanya mereka membuat produk untuk satu pelanggan dan
karena hasilnya memuaskan, mereka segera mendapat pembeli lainnya. Jika Anda
ingin memulai sebuah perusahaan, strategi utamanya temukan lingkungan sosial
yang pas. Lupakan keinginan menciptakan program pengolah kata untuk menulis,
atau program spreadsheet untuk menganalisis keuangan, atau produk utama lainnya
yang saingannya sudah banyak. Sebaliknya, ciptakan produk yang bisa menolong
penggunanya mengerjakan pekerjaan spesifik atau bisa memberikan informasi
praktis dalam bidang seperti obat-obatan, asuransi, akunting, arsitektur atau
bidang pemerintahan. Software seperti itu mendatangkan peruntungan yang
kecil-kecilan. Jika Anda tidak puas dengan peruntungan yang kecil-kecilan itu,
Anda harus sampai pada tahapan peralihan generasi. Kali ini mahal dan berisiko.
Setiap beberapa tahun satu generasi teknologi memberikan jalan baru. Ingat
munculnya IBM PC di awal tahun 1980-an. Microsoft bertaruh IBM PC akan menjadi
penting. Kemudian Microsoft menciptakan sistem operasi MS-DOS untuk IBM PC.
Hasilnya Microsoft menjadi pelopor dalam software sistem operasi. Tidak ada
yang pernah mendengar mengenai Lotus sampai satu pemikiran cemerlang
melaksanakan perubahan generasi menciptakan Lotus 1-2-3 spreadsheet pertama
yang dirancang khusus untuk IBM PC. Apple’s Macintosh dan Microsoft Windows
adalah sang pemenang selanjutnya, ketika dunia menginginkan pengolahan grafik
dan meninggalkan program lama yang hanya menampilkan teks. Untuk mendapatkan
kemenangan besar, anda pun harus mengkonsentrasikan diri pada perubahan
generasi, sesuatu yang diabaikan perusahaan besar. Dan taruhannya mahal sekali.
Baru-baru ini sejumlah wiraswastawan berspekulasi software yang bisa digunakan
pemakai komputer dengan cara menulis dengan tangan, bukan lagi menekan pada
huruf, akan menjadi generasi baru software pengolah kata ada spreadsheet.
Mereka memulai menciptakan produk baru yang mereka pikir akan memenangkan
persaingan. Mereka salah. Suatu spekulasi besar. Apa yang harus saya anjurkan
pada seorang mahasiswa yang ingin menjadi wiraswastawan software? Pelajari
untaian sebuah perusahaan yang sudah ada. Carilah lingkungan sosial anda
sendiri. Berhubunganlah dengan modal ventura. Temukan orang yang cerdas. Dan
jangan lupakan coke dan pizza. Percayalah, akan ada banyak pekerjaan di malam
yang larut.
Kisah Sukses Pendiri WordPress
WordPress…seperti yang kita
ketahui bersama adalah sebuah mesin blog berbasis CMS yang memungkinkan kita
semua untuk dapat membuat sebuah blog tanpa harus mengetahui bahasa pemograman
web atau singkatnya sebuah aplikasi/program yang hanya sekedar klik, drag n
drop simsalabim langsung jadi…emang saya pesulap ya????….
setelah sempat blogwalking,
saya menemukan sebuah artikel dari postingan seorang blogger yang menceritakan
kisah sukses pendiri wordpress.
Kisah
Sukses Pendiri WordPress !
Saya pengguna wordpress,
tapi selama ini saya tidak begitu peduli siapa pendiri WordPress. Padahal
mengenal pendiri/founder dari suatu bisnis, organisasi, atau situs yang
terkenal [misalnya: WordPress] merupakan hal penting. Terlebih lagi kita adalah
pengguna produk tersebut. Dari kisah hidup, pemikiran inovatif serta
petualangan fantastis mereka sebenarnya dapat menjadi sumber inspirasi hidup
kita.
Pola sikap saya yang apatis
terhadap hal-hal (ataupun individu) yang sebenarnya sangat menakjubkan mungkin
juga menimpa pada diri rekan-rekan di negeri ini. Sikap apatis tersebut
merupakan sikap mental yang negatif. Sikap ini akan membuat diri kita sepanjang
hidup hanya menjadi seorang user [pengguna], bukan seorang yang berperan
sebagai kreator atau producer. Selama sikap mental bangsa ini seperti itu, maka
selama itu pula bangsa ini tidak akan maju ke depan. Tidak akan ada inovasi,
kreasi serta pembangunan yang progresif menatap ke depan.
Namun,
pada malam Jum’at, 16 Januari 2009, saya kembali mendapat secercah harapan,
tatkala “Apa Kabar Indonesia Malam” di TV-One menghadirkan pendiri sekaligus
pengembang aplikasi gratis Wordpres. Dia seorang pemuda yang sukses bukan
karena terbentuk ataupun dibentuk sejak kecil. Ia mampu sukses meski di usia
yang sangat muda. Meskipun latar pendidikannya berbeda dengan hasil karya yang
dihasilkan saat ini.
Berikut
biografi Matt Mullenweg, sang pendiri Blog WordPress yang sedang saya dan Anda
gunakan saat ini.Riwayat
Hidup Matt Mullenweg
Matthew Charles Mullenweg
atau dikenal dengan Matt Mullenweg lahir pada 11 Januari 1984 (baru berulang
tahun ke-25), di Houston,Texas – Amerika Serikat. Di masa SMA, Matt belajar
Seni Visual dan Pertunjukan di sekolahnya serta ia mahir di musik saxophone.
Meskipun studinya bukan dibidang teknologi komputer dan programming, namun Mat
berhasil mendirikan serta mengembangkan software yang kini sangat terkenal
yakni WordPress.com, Akismet, dan bisnis Automattic-nya.
Awal
Matt dan WordPress
Sejarah WordPress bermula
saat Matt berusia 18 tahun (tahun 2002). Ketika itu, Matt baru mulai
menggunakan fasilitas blog yakni blog b2cafelog. Ia menggunakan blog b2
(bbpress.org) untuk mempublikasi foto-fotonya selama perjalanan ke Washington
D.C.
Namun, beberapa bulan
kemudian, blog bbpress tempat Matt mempublikasi fotonya berhenti dalam
mengembangkan software-nya. Karena kondisi seperti itu, muncullah pemikiran
kreatif dari Matt. Pada Januari 2003, Matt Mullenweg mengumumkan melalui
blog-nya bahwa diaakan mengembangkan blog b2 sehingga sesuai dengan standar web
saat itu. Dengan inisiatif sendiri, Matt bersama Mike Little mulai
memgembangkan coding WordPress berbasis b2. Kemudian, Mike dan Matt bersama
Michel Valdrighi (mantan pengembang b2), mulai aktif mengembangkan WordPress
hingga lahirlah WordPress yang Anda kenal saat ini. Pada 27 Mei 2003, WordPress
versi 0.70 dirilis. Versi 0.7 ini masih mengandung struktur file yang sama
dengan pendahulunya, b2cafelog. Di usia 19 tahun (Maret 2003), Matt bersama
rekannya mendirikan GMPG dengan format yang lebih kompleks dari HTML. Setahun
kemudian, WordPress meluncurkan fasilitas Ping-O-Matic yang berguna untuk
mengirim ping notifikasi kepada search engine blog seperti Technorati. Dan saat
ini, Ping-O-Matic telah melayani lebih 1 juta ping tiap harinya.
Matt
Mullenweg, Mahasiswa DO (Drop Out)
Pada tahun 2004, nasib
buruk menimpa Matt dalam bidang pendidikan formal. Ia drop-out alias DO dan
pindah dari Houston ke San Fransisco (California) untuk bekerja pada CNET
selama setahun. Pekerjaannya di CNET selama setahun merupakan masa-masa
terakhir Matt bekerja di perusahaan. Karena pada usia 21 tahun, Matt telah
‘pensiun muda’ dari perusahaan CNET dan ia menghabiskan waktunya berkarya untuk
WordPress. Tidak lama dari masa pensiunnya, ia pun berhasil meluncurkan
aplikasi Akismet yang berfungsi memblokir komentar dan trackback yang
teridentifikasi sebagai spam. Di tahun yang sama, Matthew memutuskan WordPress
terbuka bagi kalangan umum di seluruh dunia pada November 2005. Di tahun yang
sama, Matt meluncurkan Automattic yang menjadi perusahaan bisnis yang mendukung
WordPress dan Akismet.
Pemuda
22 tahun Rekrut Eksekutif Yahoo
Jiwa
entrepreneur dan kematangan Matt dalam mengembangkan WordPress dan Akismet
telah menghantarkan usahanya masuk ke bisnis profesional. Pada tahun 2006 (22
tahun), pemuda Matt mampu merekrut mantan CEO Oddpost dan Senior Manager
Yahoo!, Tony Schneider sebagai
CEO Automattic. Beberapa bulan setelah Tony Schneider berada di Automattic,
Akismet (anak perusahaan) yang baru berusia kurang 2 tahun berhasil meraup USD
1.1 juta pada April 2006.
Daya pikir inovatif serta
pantang menyerah pada diri seorang Matthew telah membawa dirinya sebagai
jutawan muda. Di usia 25 tahun, Matthew Mullenweg telah berhasil menjadi
miliader muda dengan kekayaan tidak kurang USD 40 juta (Rp 400 miliar). Ia pun
dinobatkan sebagai 16 dari “50 Orang Terpenting di Dunia Internet” oleh PC
World pada tahun 20 07. Dari daftar 50 orang tersebut, hanya Matt yang
merupakan orang termuda (23 tahun). Dengan fasilitas yang unik, cepat dan
menarik, WordPress berhasil ‘memikat’ jutaan pengguna. Dengan tambahan ribuan
blogger serta ratusan ribu posting terbaru tiap harinya, WordPress berhasil
masuk ke dalam 30 situs teraktif di dunia. Setelah mendapat layanan Gravatar
pada tahun 2007, beredar isu bahwa usaha yang didirikan Matt, Automattic,
ditawari hingga USD 200 juta, namun Matt menolak menjualnya.
Wawancara
Singkat di TV-One Kisah Singkat Kesuksesan
Berikut ini, hasil
wawancara Matt Muddenweg di TV-one yang relatif singkat Dan secara samar-samar
saya mengutip pembicaraannya seperti berikut. [Jika rekan-rekan yang turut
menyaksikannya, silahkan koreksi tulisan saya. Trims]. Hal pertama yang dibahas
adalah latar belakang pendidikan Matt Muddenweg. Ia bukan lulusan programming
ataupun ilmu komputer. Di masa SMA, ia terjun dalam bidang seni. Sedangkan
kuliahnya [tidak selesai] di bidang ilmu politik. Walaupun demikian, motivasi
dan minat yang ia berikan pada blog membawa dirinya sukses dalam dunia software
dan teknologi informasi.
sumber :
http://nusantaranews.wordpress.com
Rahasia Sukses Pengusaha Muda
Kisah
sukses usaha
yang dimulai dari nol, lalu menuai sukses, mungkin
bukan hal baru. Berwirausaha dari nol bukanlah sebuah perkara mudah.
Di
tengah jalan, selalu saja muncul berbagai rintangan. Tetapi kisah perjalanan
bisnis mereka yang merintis usaha dari nol kemudian mencapai sukses tetap
menarik untuk disimak. Terlebih jika kisah tersebut dilakoni mereka yang
berusia muda. Lantas, apa rahasia sukses para pengusaha muda?
Meminjam istilah Jennie S Bev,
penulis juga pengajar asal Indonesia yang bermukim di California, Amerika
Serikat (AS) dalam pengantar buku Kumpulan Kisah Para Pengusaha Muda yang
Sukses Berbisnis dari Nol, Rahasia Jadi Entrepreneur Muda (DAR! Mizan, 2008)
karya Faif Yusuf, untuk berwirausaha sebenarnya sangat mudah, yaitu dengan
meningkatkan mindset dan mulai membuka bisnis sendiri.
Dalam pandangan Jennie,
setiap orang adalah personifikasi sukses itu sendiri. Sebab, success is a
mindset, it is not a journey or destination (sukses adalah cara berpikir atau
bersikap, bukan perjalanan maupun tujuan). Tetapi anggapan di masyarakat masih
lazim ditemukan bahwa berwirausaha identik dengan para pengusaha besar dan
mapan. Tidak jarang pula yang beranggapan bahwa wirausaha semata-mata hanya untuk
mengejar kekayaan.
Itu sebabnya, jika
berbicara tentang sosok pengusaha sukses, yang selalu dijadikan barometer
adalah bagaimana para pengusaha itu menciptakan kekayaan melimpah melalui
bisnis yang dibangun. Padahal tidak selalu demikian. Menurut pengusaha muda
ternama, Sandiaga Salahudin Uno, keberanian dan optimisme merupakan modal awal
yang harus dimiliki seseorang untuk menekuni wirausaha.
Setelah itu, kata pria yang
kerap disapa Sandi ini, memilih usaha sesuai minat dan bakat dengan melihat
peluang di pasar. Dengan minat yang besar, akan timbul gairah dan semangat
menjalani, memelihara, dan membesarkannya.
“Terakhir, just do it now.
Jangan terlalu berhitung, putuskan, mulai, dan kerjakan sekarang juga!” ungkap
mantan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP
Hipmi) periode 2005-2008 ini. Optimisme yang diungkapkan Sandi tampaknya
menjadi modal utama sejumlah pengusaha muda sukses. Sebut saja Henry Indraguna,
pemilik The Auto Bridal Indonesia, tempat cuci mobil “busa salju”.
Sebelum mendirikan tempat
cuci mobil yang kini beromzet Rp7,5 miliar per bulan,pria kelahiran Bandung,28
Agustus 1973 ,ini jatuh bangun dalam berusaha. Berbagai bentuk usaha
dijalaninya, tetapi berkali-kali juga dia bangkrut dan kembali ke titik nol. Pria
lulusan Universitas Maranatha Bandung yang semasa kuliah pernah berjualan ayam
goreng ini pernah menjadi salesman berbagai produk elektronik hingga mainan.
Dia pernah menjadi salesman
besar produk mainan asal China yang menyuplai ke beberapa toko mainan di
Bandung. Bahkan, seusai lulus kuliah Henry pernah dipercaya mendistribusikan
kartu chip Telkom senilai Rp20 miliar. Tetapi hasil kerja kerasnya lindap dalam
sekejap akibat kebiasaannya berfoya-foya. Kebiasaan buruk itu pun sirna setelah
dia menikahi Fangky Christina pada 2003.
Berkat
ide membuka usaha cuci mobil dari mertuanya dengan bermodalkan Rp150 juta, dia
mulai membuka usaha cuci mobil pada akhir 2003. “Jumlah ini sebenarnya cukup
kecil untuk membuka usaha,” ujar Henry.
Dari modal sebesar itu, Rp35 juta dia gunakan untuk menyewa tempat seharga Rp75
juta. Sisanya dibayar setelah tiga bulan usahanya berjalan.
Sisa dari modal untuk
peralatan. Tetapi Henry terpaksa berutang untuk menutupi kekurangan biaya
peralatan. Pada awalnya usaha Henry kurang diminati masyarakat. Tetapi bagi
Henry hal itu adalah part of game yang harus dilaluinya. Keinginannya untuk
mengubah citra tempat cuci mobil, yang kotor menjadi bersih dan nyaman,
diwujudkan dengan inovasi cuci salju lewat The Auto Bridal.
Henry pun terus melakukan
inovasi dalam bisnisnya mulai cuci mobil es krim, salon mobil, motor bridal.
Setiap bulan, The Auto Bridal Indonesia minimal melayani 120.000 mobil dengan
ongkos cuci Rp35 ribu per mobil.
“Biasanya keuntungan yang
didapat 100 persen dari modal,” papar Henry. Henry meraih penghargaan
Outstanding Entrepreneurship Award Asia Pacific Entrepreneurship Award (AFEA)
2008. The Auto Bridal Indonesia saat ini sudah mempunyai 84 cabang yang
tersebar di seluruh Indonesia. Henry kini sedang berupaya melebarkan sayap
bisnisnya ke negeri jiran Malaysia.
Kisah sukses lainnya
ditunjukkan Yesaya Surya Widjaya, pemilik PT Raja Baksomas Mandiri yang kini
sudah memiliki 14 restoran dan 40 mitra. Yesaya, pria peraih master lulusan
Hawaii Pacific University bidang komputer, mengembangkan bakso dan makanan beku
(frozen food) dengan aneka rasa seafood. Yesaya awalnya hanya menjalankan
bisnis orangtuanya yang dibangun pada 1982.
Karena sering membantu
melayani pelanggan sejak kecil, pria kelahiran Jakarta, 31 Januari 1971, ini
sangat akrab dengan dunia kuliner. Setelah menamatkan pendidikan S-2 pada 1998,
Yesaya mulai mempelajari manajemen kerja restoran. Dari situlah dia mengamati
kegemaran masyarakat terhadap selera makan yang akhirnya menginspirasi
mengembangkan usaha bakso dengan aneka rasa.
Pada 2002 dia mulai membuka
gerai baksonya secara serius dengan bendera PT Raja Baksomas Mandiri. Awalnya
dia membuka lima gerai di kawasan Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta Utara, dan satu
gerai di Kemayoran. Untuk membuka gerai di Kemayoran, Yesaya dibantu modal dari
orangtuanya sebesar Rp55 juta.Yesaya juga berinovasi dengan membuat makanan
beku.
Kini,
lewat usahanya,Yesaya bisa meraih omzet Rp200 juta per bulan. Kisah-kisah sukses yang
ditunjukkan Henry dan Yesaya seperti juga diungkapkan Faif dalam bukunya.
Keberhasilan berwirausaha tidaklah semata-mata dinilai dari seberapa berhasil
seseorang mengumpulkan kekayaan, tapi lebih bagaimana seseorang bisa membentuk,
mendirikan, dan menjalankan usaha dari sesuatu yang tidak ada sebelumnya atau
belum berjalan. (okezone.com)
www.iecmandiri-uisu.orgKisah
Sukses McDonald’s
Inilah kisah
sukses restoran
siap saji Mc Donald dimulai di tahun 1940 dengan dibukanya sebuah restoran oleh
Dick dan Mac McDonald, di San Bernardino, California. Mereka memperkenalkan
“Speedee Service System” pada tahun 1948, yang kemudian menjadi pinsip dasar
restoran siap-saji moderen. Maskot awal McDonald’s, yang bernama Speede, adalah seorang pria
dengan kepala berbentuk hamburger yang menggunakan topi koki. Speede kemudian
digantikan oleh Ronald McDonald di tahun 1963.
McDonald’s saat ini tidak menjadikan tahun 1940 sebagai tahun kelahiran
restoran McDonald’s dan awal dari semua kisah
suksesnya. Mereka memilih 15 April 1955, ketika Ray Kroc membeli lisensi
waralaba McDonald’s dari Dick dan Mac di Des Plaines, Illinois, sebagai hari
kelahirannya. Kroc kemudian membeli saham dari McDonald’s bersaudara dan
memimpin perusahaan ini melakukan ekspansi ke seluruh dunia. Saham McDonald’s
mulai dijual kepada publik tahun 1965.
Sifat
agresif yang dimiliki Kroc bertentangan dengan keinginan McDonald bersaudara.
Kroc dan McDonald bersaudara bertikai untuk mengontrol bisnis ini, namun
akhirnya McDonald bersaudara lah yang pergi meninggalkan perusahaan. Pertikaian
ini didokumentasikan baik dalam otobiografi Kroc maupun otobiografi McDonald
bersaudara. Situs di mana McDonald bersaudara pertama kali mendirikan restoran
kini dijadikan monumen.
Dengan
ekspansi agresifnya ke seluruh penjuru dunia, McDonald’s dijadikan sebagai
simbol globalisasi dan penyebar gaya hidup orang Amerika.
Pada tahun 1960, terdapat lebih dari 200 saluran McDonald’s di
seluruh Amerika, perluasan cepat yang dikobarkan oleh biaya franchise yang
rendah. Ray Kroc telah menciptakan salah satu merek yang paling kuat sepanjang
masa. Tetapi dia nyaris tidak mendapat keuntungan. Akhirnya, dia memutuskan
untuk menggunakan real estate sebagai pendukung keuangan yang menyebabkan
McDonald’s menjadi operasi yang menguntungkan dan sukses. Pada tahun 1956, Kroc
mendirikan Franchise Realty Corporation, membeli tanah dan bertindak selaku
pemilik restoran bagi pembeli franchise yang penuh minat.
Dengan langkah ini, McDonald’s mulai memperoleh penghasilan yang
sesungguhnya, dan perusahaan pun lepas landas. Kroc kemudian memperkenalkan
program periklanan nasional untuk mendukung franchise yang tersebar dengan
cepat, dan setelah tampak bahwa pertumbuhan di wilayah asal perusahaan ini
melambat pada awal tahun 1970-an, dia memulai dorongan yang penuh semangat dan sukses untuk membuat kehadiran
global bagi McDonald’s. Sepanjang pertumbuhan perusahaan yang spektakuler, Kroc
melakukan akrobat keseimbangan berjalan di atas rentangan tali yang sulit,
memberlakukan standar yang keras di seluruh sistem sementara mendorong semangat
wirausaha yang menyambut baik gagasan dari semua tingkat. Banyak gagasan ini
yang memberikan sumbangan kepada keberhasilan perusahaan yang menakjubkan.
Dalam mengumpulkan kekayaan sebesar $500 juta, raja hamburger ini mengubah
lansekap budaya bangsa dan menempa sebuah industri yang termasuk di kalangan
ekspor Amerika yang terbesar. Keberhasilan dan kesuksesan McDonald’s yang
ditiru secara meluas menawarkan contoh yang baik sekali bagi manajer dan
eksekutif zaman sekarang yang berusaha mencari efisiensi produksi yang lebih
besar.
Dengan
menempatkan hamburger yang bersahaja di atas jalur perakitan, Kroc menunjukkan
kepada seluruh dunia bagaimana cara menerapkan pross manajemen yang maju pada
usaha yang paling membosankan. Supaya bisa maju dengan cara McDonald’s,
perusahaan-perusahaan harus menetapkan prinsip dasar pelayanan yang mereka
tawarkan, memecah-mecah pekerjaan menjadi bagian-bagian, dan kemudian
terus-menerus merakitnya kembali dan menyempurnakan banyak langkah sampai
sistem berjalan tanpa kekangan. Hari ini, perusahaan-perusahaan yang terlibat
dalam antara pizza, pemrosesan klaim asuransi, atau menjual mainan mendapat
keuntungan dari jenis sistem yang dipelopori oleh Ray Kroc. Sampai tingkat
ketika operasi seperti ini menjaga pengendalian mutu, dan memelihara kepuasan
pelanggan, keuntungan akan mengalir.
Sebagai
salesman mesin susu kocok, Raymond Kroc secara rutin mengunjungi kliennya.
Tetapi ketika salesman berumur lima puluh dua tahun ini pergi dari rumahnya
dekat Chicago ke California selatan untuk menemui dua kliennya yang terbesar,
hasilnya sama sekali bukan hal rutin. Maurice dan Richard McDonald meninggalkan
New Hampshire pada tahun 1930, berusaha mencari peruntungan di Hollywood.
Karena tidak bisa mendapatkan hasil besar di Tinseltown, kakak beradik ini
akhirnya menjadi pemilik restoran drive-in di San Bernardino, kota kecil
berdebu sejauh lima puluh lima mil di sebelah timur Los Angeles. Sementara
kebanyakan restoran membeli satu atau dua Prince Castle Multimixer, yang bisa
mencampur lima gelas susu kocok sekaligus, McDonald bersaudara membeli delapan
buah. Dan Kroc ingin tahu jenis operasi apa yang membutuhkan kemampuan membuat empat
puluh gelas susu kocok pada saat saat yang bersamaan. Maka dia pergi ke San
Bernardino, dan apa yang dilihatnya di sana mengubah kehidupannya. Kroc berdiri
di keteduhan dua gerbang lengkung keemasan restoran yang gemerlapan, yang
menerangi langit di senja kala, dan melihat antrian orang-orang yang
berkelok-kelok seperti ular di luar restoran yang berbentuk segi delapan.
Melalui dinding bangunan yang selurunya terbuat dari kaca, dia memandangi para
karyawan pria, yang memakai topi kertas dan seragam putih, sibuk di restoran
yang sangat bersih, menyajikan burger dalam piring, kentang goreng dan susu
kocok kepada keluarga-keluarga kelas pekerja yang berdatangan naik mobil.
“Sesuatu pasti sedang terjadi di sini, saya mengatakan kepada diri sendiri,”
Kroc
kemudian menulis dalam otobiografinya, Grinding It Out. “Ini pasti operasi
perdagangan paling menakjubkan yang pernah saya lihat.” Tidak seperti begitu
banyak operasi pelayanan makanan yang pernah ditemui oleh Krock, tempat ini
mendengung seperti mesin yang ditun-up dengan sempurna. Sebagaimana Forbes
menyatakannya, “singkatnya, kakak-beradik ini mendatangkan efisiensi kepada
bisnis yang cepat.” Mereka menawarkan menu sembilan jenis makanan – burger,
kentang goreng, susu kocok, dan pai – menyingkirkan tempat duduk, serta
menggunakan alat makan kertas dan bukannya kaca atau porselen. Mereka juga
merancang jalur perakitan kasaran sehingga mereka bisa melayani pesanan dalam
waktu kurang dari enam puluh detik.
Kroc
seketika tahu bahwa dia telah melihat masa depan. “Malam itu dalam kamar motel
saya, saya berpikir keras tentang apa yang saya lihat siang harinyal. Bayangan
restoran McDoland’s yang tersebar di sekitar perempatan jalan di seluruh negara
berpawai melalui otak saya.”
Dengan
persetujuan di tangan, Kroc mulai memenuhi bayangannya tentang restoran
McDonald’s yang meledak dari pantai ke pantai. Dia memulai dengan membangun
mata rantai pertama kongsi restoran ini – sebuah model eksperimewntal di Des
Plaines, illinois, di luar kota Chicago, yang bersifatkan harga rendah yang
sama, demikian pula menu yang terbatas, dan pelayanan cepat seperti di restoran
San Bernardino. Restoran yang dibuka pada tanggal 15 April 1955 ini mencapai
penjualan yang terhormat sebesar $366,12 dengan cepat memasukkan keuntungan.
Kroc mengawasi restoran ini dengan waspada seperti seorang ibu baru, secara
pribadi memimpin kegiatan dapur dan mengorek sisa permen karet dari pelataran
parkir dengan pisau raut. Bagi Kroc, meniru satu kedai tunggal kakak-beradik
McDonald baru permulaannya. Supaya bisa membangun kongsi restoran, Kroc tahu
bahwa dia harus memberlakukan disiplin atas industri restoran yang dikelola
secara longgar. Dan itu berarti menyempurnakan prosedur operasi yang
distandarkan dalam proses yang bisa ditiru. Empat puluh tahun sebelumnya, Henry
Ford sudah menyadari bahwa produksi masal mobil memerlukan perkawinan antara
presisi bagian-bagian mobil dan proses perakitan yang efisien. Wawan Kroc
adalah menerapkan disiplin yang sama pada pembuatan sandwich.
Dengan
menggunakan gagasan bahwa “ada ilmu untuk membuat dan menyajikan hamburger,”
Kroc memberikan kepada kepingan daging sapi gilingnya spesifikasi yang tepat –
kandungan lemak: di bawah 19 persen; berat: 1,6 ons: garis tengah: 3,875 inci;
bawang: ¼ ons . Kroc bahkan membangun sebuah laboratorium di pinggiran kota
Chicago untuk merancang metode pembuatan kentang goreng yang sempurna pada
akhir tahun 1950-an. Bukannya sekedar memasok pembeli franchise dengan rumus
susu kocok dan eskrim, Kroc ingin menjual kepada mitra barunya satu sistem
operasi. Dengan lain perkataan, dia membuat cap satu pelayanan. Dan ini sarana
revolusioner yang akan digunakan oleh McDonald’s untuk menciptakan kongsi
restoran yang di dalamnya satu restoran di Delaware dan satu restoran di Nevada
akan menyajikan burger yang tepat sama ukuran dan mutunya, masing-masing berisi
potongan acar yang sama, setiap burger disajikan dalam talam yang serupa
bersama kentang goreng yang dimasak dengan lamanya waktu yang sama. Sebagaimana
yang diingat oleh Kroc, “Kesempurnaan sulit sekali dicapai, dan kesempurnaanlah
yang saya inginkan dalam McDonald’s. Segala hal lainnya sekunder bagi saya.”
Tetapi
tuntutan yang serba tepat melayani satu tujuan strategis. “Tujuan kami, tentu
saja, adalah memastikan bisnis yang berulang berdasarkan reputasi sistem dan
bukannya
mutu
satu restoran atau operator tunggal,” kata Kroc. Walaupun franchise McDonald’s
bertumbuhan dimana-mana di seluruh daerah di Barat Tengah dan Barat seperti
bunga liar setelah hujan musim semi, keberhasilan perusahaan rupanya berumur
pendek. Sementara persetujuan asli yang dijalin dengan kakak-beradik McDonalds
menyebabkan Kroc menyayangi pembeli franchise yang paling awal, ini juga
menyebabkan perusahaan yang baru lahir ini langsung menuju kemungkinan
bangkrut. Selama tahun 1960, ketika kongsi restoran ini mengeruk uang $75 juta
dalam penjualan, penghasilan McDonald’s hanya $159.000. “Singkatnya, konsep
Kroc untuk membangun McDonald’s, John Love. Dan rumah kartu impian Kroc mulai
runtuh di bawah bobotnya sendiri. Sementara terbenam dalam utang dan tanpa
pertumbuhan keuntungan yang bisa dibayangkan, Kroc menghadapi satu dilema yang
klasik. Dia tidak mampu memperluas usaha. Dan dia tidak bisa tetap terapung.
Untunglah,
Harry Sonnenborn menemukan pemecahan. Dia berpikir McDonald’s harus mendapatkan
uang dengan menyewa atau membeli lokasi yang akan dijadikan kedai dan kemudian
menyewakannya kembali kepada pembeli franchise mula-mula dengan peningkatan
harga 20 persen, dan kemudian 40 persen. Di bawah rencana ini, McDonald’s akan
mencari lokasi yang sesuai dan menandatangani perjanjian sewa dengan bunga yang
ditentukan. Strategi real estate pas sekali dengan tujuan penguasaan Kroc yang
lebih besar. Bukannya menjual franchise geografis sebagai selubung, yang akan
memberikan kepada pemegangnya hak untuk membangun sebanyak-banyaknya atau
sesedikit-sedikitnya kedai sekehendak hatinya disuatu kawasan tertentu, Kroc
hanya menjual franchise individual, dengan biaya rendah $950. Ini mematikan
bahwa operator yang tidak bersedia bermain mengikuti aturannya hanya bisa
membuka tidak lebih dari satu saluran. Setelah menyerahkan urusan keuangan yang
stabil ke tangan Harry Sonnenborn yang ahli, Kroc mulai memperluas dan
memprofesionalkan kerajaan industri yang sedang tumbuh ini. Di bawah konsepsinya
yang baru, setiap pembeli franchise dan operator seperti seorang manajer
pabrik. Karena mengetahui bahwa ukuran bagi kompleks industri yang maju adalah
manajemen profesional, pada tahun 1961 Kroc meluncurkan satu program latihan-di
restoran baru di Elk Grove Village, Illinoiss. Di sana, kelompok pelaksana
melatih pembeli franchise dan operator dalam metode ilmiah mengelola McDonald’s
yang sukses dan melatih mereka dalam ajaran kroc tentang Mutu, Pelayanan,
Kebersihan dan Nilai. “Saya menaruh hamburger pada jalur perakitan,” Kroc suka
mengatakan. Hamburger juga berisi laboratorium penelitian dan pengembangan
untuk mengembangkan mekanisme memasak, membekukan, menyimpan, dan menyajikan.
Di mana pun juga tidak ada dikotomi antara pengendalian pusat dan otonomi operasi
yang lebih kentara daripada dalam iklan.
Pada
hari Natal akhir tahun 1950-an, Turner dan para manajer lainnya bisa
berkeliling Chicago Loop dengan “Kereta Sinterklas,” sebuah truk eskrim yang
diubah menjadi restoran drive-in McDonal’s yang beroda. Namun kendati sangat
menyukai cara menjajakan barang dagangan model kini ini, McDonald’s tidak
mempunyai strategi periklanan untuk seluruh perusahaan. Sebaliknya, ketika
operator Minneapolis Jim Zein melihat penjualannya meledak pada tahun 1959
setelah memasang iklan radio, Kroc mendorong para operator untuk memanfaatkan
gelombang udara dengan kampanye mereka sendiri. Iklan yang sukses membantu
penggalakan pertumbuhan yang lebih besar. Dan pada tahun 1965, dengan 710
restoran McDonald’s tersebar dalam empat puluh empat negara bagian, $171 juta
dalam penjualan, dan neraca yang relatif mantap, akhirnya McDonald’s mekar
sepenuhnya. Perusahaan ini go public pada tanggal 15 April, tepat sepuluh tahun
sampai ke harinya setelah Kroc membuka kedai Des Plaines, menjual 300.000 saham
dengan harga per lembar $22,50. Banyak saham ini yang ditawarkan oleh Kroc,
yang mengeruk uang $3 juta dalam penjualan. Kroc mengerahkan uang tunai ini
untuk memperluas perusahaan dan melawan pesaing yang dengan cepat menyebar di
mana-mana, sebab keberhasilan perusahaan telah melahirkan banyak imitasi yang
berusaha memanfaatkan industrialisasi fast food yang semakin meningkat. Melalui
pertumbuhan yang pesat dan iklan yang meluas, McDonald’s pada awal tahun
1970-an menjadi kongsi restoran fast food yang terbesar di seluruh negara dan
sifat yang mudah dikenali dari lansekap budaya Amerika. Dan penguasa tertinggi
McDonaldland, Ray Kroc, menjadi seorang tokoh yang bertingkat nasional. Pada
tahun 1972, ketika lebih dari 2.200 saluran McDonald’s mengeruk penjualan $1
milyar,
kroc
menerima hadiah Horatio Alger dari Norman Vincent Peale.
Sementara
nilai saham pemilikannya meningkat menjadi kira-kira $500 juta. Sementara
produk McDonald’s menjadi makanan pokok Amerika, hal ini membangkitkan
keinginan menyelidiki wartawan dan politikus pembaharuan yang suka mencari-cari
kejelekan, raksasa industri profil tinggi Ray Kroc juga menarik perhatian dari
banyak pihak. Sementara produk McDonald’s menjadi makanan pokok Amerika, hal
ini membangkitkan sikap tinggi hati kaum elit industri makanan. Mimi Sheraton
dari New york magazine menyatakan: “Makanan McDonald’s mengerikan secara tidak
ketulungan, tanpa keindahan apa pun.” Para politikus juga memperhatikan. Pada
tahun 1974, ketika nilai pasar perusahaan ini melampaui nilai U.S. Steel yang
maju dengan lambat, Senator Lloyd Bentsen mengeluh: “Ada sesuatu yang tidak
beres dengan ekonomi kita kalau pasar saham lebih banyak dalam hamburger dan
lebih sedikit dalam baja.”
Banyak
analis yang memandang pertumbuhan McDonald’s yang pesat sebagai hal yang tidak
akan bisa dipertahankan. Tetapi Kroc merasa yakin bahwa perusahaan perlu terus
berkembang supaya bisa bertahan hidup. “Saya tidak percaya dengan kejenuhan,”
dia berkata. “Kami berpikir dan bicara dalam tingkat seluruh dunia.” Kroc
membayangkan sebuah dunia yang di dalamnya 12.000 pasang Gerbang Lengkung
Keemasan akan berdiri sebagai pos luar sebuah kerajaan perdagangan yang
perkasa. Mendirikan pangkalan di ibu kota negara-negara Eropa baru
permulaannya. Dengan berlalunya waktu sepuluh tahun, seribu restoran yang
dibuka oleh perusahaan di luar negeri menggalakkan 27 persen tingkat
pertumbuhan tahunan. Kongsi restoran ini begitu universal dikenal sebagai
lambang usaha Amerika dan berpengaruh, sehingga ketika gerilyawan Marxis
meledakkan sebuah restoran McDonald’s di San Salvador pada tahun 1979, mereka
menyatakan bahwa tindakan teroris ini sebuah pukulan mematikan terhadap
“imperialis Amerika.” “Walaupun McDonald’s mencapai sukes, dan kekayaan
pribadinya mencapai $340 juta, dia selalu khawatir,”
Forbes
menulis pada tahun 1975, “Kalau Kroc bepergian, dia bersikeras menyuruh
sopirnya membawanya paling sedikit ke enam restoran McDonald’s untuk melakukan
inspeksi kejutan.”. Walaupun dia membunuh persaingan, persaingan tidak membunuh
Ray Kroc. Dia meninggal dunia dalam usia lanjut pada bulan Januari 1984, pada
umur delapan puluh satu tahun, tepat sepuluh bulan sebelum McDonald’s menjual
hamburger yang ke-50 milyar.
Sampai
pada tahun 2004, McDonald’s memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan
jumlah pengunjung rata-rata 50.000.000 orang dan pengunjung per hari dan rumah
makan 1.700 orang.
Lambang
McDonald’s adalah dua busur berwarna kuning yang biasanya dipajang di luar
rumah-rumah makan mereka dan dapat segera dikenali oleh masyarakat luas.
Restoran
McDonald’s pertama di Indonesia terletak di Sarinah, Jakarta dan dibuka pada 23
Februari 1991. Berbeda dari kebanyakan restoran McDonald’s di luar negeri,
McDonald’s juga menjual ayam goreng dan nasi di restoran-restorannya di
Indonesia.
Semoga kisah
sukses ini
dapat menjadi inspirasi bagi anda dan juga kita semua untuk ters maju dan
berkembang
Kisah
Sukses Mantan Seorang Petugas Keamanan
Fauzi Saleh, contoh seorang pengusaha
sukses sekaligus
dermawan. Ini berkat kompak dengan karyawannya. Derai tawa dan langgam
bicaranya khas betawi. Itulah gaya H. Fauzi Saleh dalam meladeni tamunya.
Pengusaha
perumahan mewah Pesona Depok dan Pesona Khayangan yang hanya lulusan SMP
tersebut memang lahir dan dibesarkan di kawasan Tanah Abang, Jakarta. Setamat
dari SMP pada tahun 1966, beliau telah merasakan kerasnya kehidupan di ibukota.
Saat
itu Fauzi terpaksa bekerja sebagai pencuci mobil di sebuah bengkel dengan gaji
Rp 700 per minggu. Bahkan delapan tahun silam, dia masih dikenal sebagai
penjaga gudang di sebuah perusahaan. Tapi, kehidupan ibarat roda yang berputar.
Sekarang
posisi ayah 6 anak yang berusia 45 tahun ini sedang berada diatas. Pada hari
ulang tahunnya itu, pria bertubuh kecil ini memberikan 50 unit mobil kepada 50
dari sekitar 100 karyawan tetapnya. Selain itu para karyawan tetap dan sekitar
2.000 buruh mendapat bonus sebulan gaji. Total Dalam setahun, karyawan dan
buruhnya mendapat 22 kali gaji sebagai tambahan, 3 bulan gaji saat Idul Fitri,
2 bulan gaji saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Haji, dan 1 bulan gaji saat 17
Agustus, tahun baru dan hari ulang tahun Fauzi. Selain itu, setiap karyawan dan
buruh mendapat Rp 5.000 saat selesai shalat Jumat dari masjid miliknya di
kompleks perumahan Pesona Depok.
Sikap dermawan ini tampaknya tak lepas dari pandangan Fauzi, yang
menilai orang-orang yang bekerja padanya sebagai kekasih. “Karena mereka
bekerjalah saya mendapat rezeki.”, katanya. Manajemen kasih sayang yang
diterapkan Fauzi ternyata ampuh untuk memajukan perusahaan. Seluruh karyawan
bekerja bahu-membahu. “Mereka seperti bekerja di perusahaan sendiri.” Katanya.
Prinsip
manajemen “Bismillah” itu telah dilakukan ketika mulai berusaha pada tahun 1989
silam, yaitu setelah dia berhenti bekerja sebagai petugas keamanan. Berbekal
uang simpanan dari hasil ngobyek sebagai tukang taman,sebesar 30 juta, beliau
kemudian membeli tanah 6 x 15 meter sekaligus membangun rumah di jalan
jatipadang, jakarta selatan.
Untuk
menyiapkan rumah itu secara utuh diperlukan tambahan dana sebesar 10 juta.
Meski demikian, Fauzi tidak berputus asa. Setiap malam jumat, Fauzi dan
pekerjanya sebanyak 12 orang, selalu melakukan wirid Yasiin, zikir dan
memanjatkan doa agar usaha yang sedang mereka rintis bisa berhasil. Mungkin
karena usaha itu dimulai dengan sikap pasrah, rumah itupun siap juga. Nasib baik
memihak Fauzi. Rumah yang beliau bangun itu laku Rp 51 juta. Uang hasil
penjualan itu selanjutnya digunakan untuk membeli tanah, membangun rumah, dan
menjual kembali. Begitu seterusnya, hingga pada 1992 usaha Fauzi membesar.
Tahun itu, lewat PT. Pedoman Tata Bangun yang beliau dirikan, Fauzi mulai
membangun 470 unit rumah mewah Pesona Depok 1 dan dilanjutkan dengan 360 unit
rumah pesona Depok 2. Selanjutnya dibangun pula Pesona Khayangan yang juga di
Depok. Kini telah dibangun Pesona Khayangan 1 sebanyak 500 unit rumah dan
pesona khayangan 2 sebanyak 1100 unit rumah. Sedangkan pesona khayangan 3 dan 4
masih dalam tahap pematangan tanah.
Harga
rumah group pesona milik Fauzi tersebut antara 200 juta hingga 600 juta per
unit. Yang menarik tradisi pengajian setiap malam jumat yang dilakukannya sejak
awal, tidak ditinggalkan. Sekali dalam sebulan, dia menggelar pengajian akbar
yang disebut dengan pesona dzikir yang dihadiri seluruh buruh, keluarga dan
kerabat di komplek pesona khayangan pertengahan september lalu, ada sekitar
4.000 orang yang hadir. Setiap orang yang hadir mendapatkan sarung dan 3 stel
gamis untuk shalat. Setelah itu, ketika beranjak pulang, setiap orang tanpa
kecuali, diberi nasi kotak dan uang Rp 10.000. tidak mengherankan, suasana
berlangsung sangat akrab. Mereka saling bersalaman dan berpelukan. Tidak ada
perbedaan antara bawahan dan atasan. Menurut Fauzi, beliau sendiri tidak pernah
membayangkan akan menjadi seperti ini.
“Ini
semua dari Alloh. Saya tidak ada apa2nya.” Kata pria yang sehari-hari
berpenampilan sederhana ini. Karena menyadari bahwa semua harta itu pemberian
Alloh, Fauzi tidak lupa mengembalikannya dalam bentuk infak dan shadaqoh kepada
yang membutuhkan. Tercatat, beberapa masjid telah dia bangun dan sejumlah kaum
dhuafa dan janda telah disantuninya. Usaha yang dijalankannya tersebut, menurut
Fauzi ibarat menanam padi. “Dengan bertanam padi, rumput dan ilalang akan
tumbuh. Ini berbeda kalau kita bertanam rumput, padi tidak akan tumbuh”. Kata
Fauzi.
Artinya,
Fauzi tidak menginginkan hasil usaha untuk dirinya sendiri. “Saya hanya
mengambil, sekedarnya, selebihnya digunakan untuk kesejahteraan karyawan dan
sosial.” Katanya.
Sekitar
60 % keuntungan digunakan untuk kegiatan sosial, sedangkan selebihnya dipakai
sebagai modal usaha. Sejak empat tahun lalu, ada Rp 70 milyar yang digunakan
untuk kegiatan sosial.
“Jadi,
keuntungan perusahaan ini adalah nol.” Kata Fauzi. ” Jika setiap bangun pagi ,
kita bisa mensyukuri dengan tulus apa yang telah kita miliki hari ini, niscaya
sepanjang hari kita bisa menikmati hidup ini dengan bahagia”
sumber
: http://nusantaranews.wordpress.com